Senin, 02 Januari 2017

ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR



DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar....................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................. 2
Daftar Gambar........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 5
C.     Tujuan......................................................................................................... 5
BAB II STUDI KASUS
A.    Identitas Kasus........................................................................................... 6
B.     Tujuan Studi Kasus..................................................................................... 7
C.     Identivikasi Masalah................................................................................... 7
D.    Pengumpulan Data...................................................................................... 8
E.     Diagnosi...................................................................................................... 10
F.      Prognosis..................................................................................................... 11
G.    Tindak Lanjut............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan..................................................................................................... 12
B.     Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA





DAFTAR GAMBAR
1.1  Gambar anak sedang belajar pada observasi hari pertama…………………… 14
1.2  Gambar anak sedang membuat hasil karya…………………………………... 14





















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap orang tua pasti menghendaki buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT. Harapan untuk menjadikan mereka yang terbaik dimasa depan, atau untuk kebaikan anak itu sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, orang tua perlu mengenal dan memahami dunia anak dengan baik. Sebab dunia mereka berbeda dengan orang dewasa. Sebagai orang tua terlebih seorang pendidik harus mampu mengenali dan memehami dunia anak menjadi sangat mendesak. Dengan memahaminya kita dapat mengetahui karateristiknya dan kreatifitas anak dan mengarahkannya ke hal yang positif.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah sebagai proses komunikasi. dimana suatu proses tersebut menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan ataupun dari penerima pesan. Hambatan atau ganguan dalam peristiwa komunikasi itu bisa bermacam-macam. Dalam proses pengajaran misalnya hambatan itu dapat diakibatkan karena keterbatasan peserta didik secara fisik ataupun psikologis. Gangguan kesulitan belajar merupakan salah satu yang menghambat siswa untuk belajar.
Satu dari kemampuan yang sedang berkembang saat usia dini adalah Kognitifnya. Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mengsimbolkan, mengkatagorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan dan kecerdasan otak anak. Kemampuan kognitif dibagi menjadi tiga aspek perkembangan yaitu pengetahuan umum dan sains : konsep, bentuk, warna ukuran, pola : konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf.
Setiap anak pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolokantara seorang anak dengan anak yang lainnya.
Sementara itu penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditunjukkan kepada para anak yang berkemampuan rataa-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian, anak-anak yang berkategori “diluar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadahi untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut dengan kesulitan belajar yang tidak hanya menimpa anak berkemampuan renda saja, tetapi juga dialami oleh anak yang berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh anak yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh factor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor penyebab utama anak mengalami kesulitan saat belajar?
2.      Bagaimana solusinya atau penanganan menghadapi anak yang mengalami kesulitan dalam belajar?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja faktor  penyebab utama anak mengalami kesulitan saat belajar.
2.      Untuk mengetahui bagaimana solusinya atau penanganan menghadapi anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.


BAB II
STUDI KASUS
A.    Identitas Kasus
Penelitian kali ini dilaksanakan di Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Sasaran utama dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki. Berikut adalah biodata anak :
Nama Lengkap      : Azam Romadhon
Nama Panggilan    : Azam
Jenis Kelamin        : Laki-laki
TTL                       : Lamongan, 21 Oktober 2011
Usia                       : 5 Tahun 3 Bulan
Alamat                  : Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan.
Nama Orang Tua   : Bapak Bambang dan Ibu Nawang
Jumlah Saudara     : -
      Azam sekolah di TK PUTRA BUANA WANAR, kelas TK A. Azam seorang anak yang berkulit sawo matang, rambutnya lurus dan tidak ikal. Berat badan azam tidak jauh berbeda dengan teman-teman seusianya. Azam suka sekali makan, apalagi makan permen, sehingga giginya banyak yang rusak dan jarang-jarang. Selain suka makan, azam juga hobby bermain robot-robotan. Kebiasaan ini menjadikan azam malas untuk belajar, ia lebih suka bermain dengan mainannya. Kedua orang tua azam bekerja sebagai pedagang, setiap hari azam berangkat kesekolah diantar oleh neneknya, terkadang diantar oleh ibunya jika tidak sibuk ke pasar.



B.     Tujuan Studi Kasus
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja penyebab atau faktor-faktor yang menjadikan azam mengalami kesulitan dalam belajar, selain itu peneliti juga mencari solusi untuk permasalahan yang ada pada azam, sehingga dapat mengurangi permasalahan ini. Tujuan studi kasus yang peneliti lakukan juga dapat menjadikan wawasan serta pengetahuan baru bagi peneliti, pendidik, dan terutama bagi kedua orang tua.

C.    Identivikasi Masalah
Fenomena kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari penurunannya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya ciri-ciri kelainan perilaku (misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kelas, dan sering minggat dari kelas.
Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam.
1.      Faktor intern, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri.
2.      Faktor ekstern, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang timbul dari luar diri anak itu sendiri.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut dibawah ini :
A.    Faktor Intern Anak
Faktor intern anak meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik  anak, yaitu:
1)      Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi  anak,
2)      Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap,
3)      Bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengelihatan dan pendengaran (mata dan telingga).

B.     Faktor Ekstern Anak
Faktor ekstern anak meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini terbagi menjadi tiga macam, antara lain:
1)      Lingkunan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi dikeluarga,
2)      Lingkungan perkampungan/kemasyarakatan, contohnya wilayah perkampungan kumuh (slum area), teman sepermainan yang nakal,
3)      Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat dengan pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah dan tidak memadahi.
Selain factor-fakto yang bersifat umum diatas, adapula factor-faktor lain yang menimbulkan kesulitan belajar anak. Diantra factor yang dapat dipandang sebagai factor khusus adalah sindrom psikologis berupa learning  disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (Syndrome) yang erarti satuan gejalah yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber, 1988) yang menimbulkan kesulitan belajar itu.
Ø  Disleksia (dyslexia), yaitu yaitu ketidak mampuan belajar membaca,
Ø  Disgrafia (dysgraphia), yaitu ketidakmampuan anak dalam hal menulis
Ø  Diskalkulia (dyscalculia), yaitu ketidakmampuan anak dalam bidang matematika/berhitung.
Akan tetapi siswa yang mengalami sindrom-sintrom diatas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karena itu, kesulitan belajar anak yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dyfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985;Reber 1988).
D.    Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan. Dalam teknik pengumpulan data ada dua jenis teknik, yaitu melalui Test dan Nontest. Teknik pengumpulan data test adalah suatu prosesdur yang disistematis untuk mengobservasi tingkah laku anak. Sedangkan non test adalah ssuatu prosedur yang dirancang untuk mengetahui pribadi anak.
Dalam penelitian ini membutuhkan beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu melalui teknik test :
1.      Test Bakat adalah merupakan kemampuan khusus individu yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan.
Dimana dalam test bakat anak akan diajak untuk melakukan kegiatan, seperti menggambar, menulis, dan mengeja.
Penelitian ini juga membutuhkan teknik pengumpulan data secara non tes, antara lain:
1.      Observasi, adalah sebuah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek.
Observasi dilakukan ketika anak sedang belajar dirumah, saat itu ibu azam sedang mengajari azam untuk belajar menulis, akan tetapi azam terus menolak dan ia hanya membuat coret-coretan. Setelah itu peneliti mencoba untuk mengajak azam mengamati sebuah benda yaitu buah jeruk, kemudian kertas lipat, buku gambar, dan pensil. Lalu peneliti mengajak azam untuk membuat sebuah hasil karya dengan bahan kertas lipat yang dirobek kecil-kecil kemudian ditempel pada pola yang sudah dibuat azam, yaitu membuat buah jeruk.
2.      Catatan Anekdot, adalah pengamatan guru kepada anak selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil ini peneliti dapatkan dari catatan anekdot yang ada disekolah azam, karena saat belajar dikelas azam jarang menulis sendiri, dia bahkan sering keluar masuk kelas dan tidak mau menulis dan duduk diam di tempat duduknya. Hal ini menyebabkan azam mendapatkan banyak sekali cacatan yang harus benar-benar diperbaiki oleh guru dan orang tua azam.
3.      Wawancara (interview), adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung.
Wawancara ini dilakukan saat peneliti benar-benar memperdalam penelitian tentang kesulitan belajar yang di alami azam, dalam hal ini ada 2 narasumber yang peneliti wawancarai, yang pertama yaitu Guru Azam dan yang kedua yaitu Ibu azam.

E.     Diagnosis
Sebelum menetapkan alternatife pemecahan masalah kesulitan belajar anak, peneliti sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi  (upaya mengenali gejalah dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda anak tersebut. Upaya sepeti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni kesulitan belajar anak.
Dugaan sementara yang dilakukan oleh peneliti kepada azam tentang kesulitan yang dialami azam, maka peneliti harus meninjau azam saat belajar, setelah proses peninjauan berlangsung peneliti melihat bahwa azam mengalami kesulitan dalam belajar, baik belajar dirumah maupun di sekolah.
Saat disekolah azam sering mengganggu temannya saat menulis, meskipun guru sudah mengajak azam untuk duduk dan tidak mengganggu temannya, akan tetapi azam tidak cukup jerah. Saat kegiatan azam hanya membuka buku dan menulis coret-coteran yang tidak beraturan.

F.     Pragnosis
Setelah beberapa kali peneliti melakukan pengumpulan data secara terstruktur, tentang anak yang mengalami kesulitan belajar, maka peneliti mencoba untuk memberikan metode belajar rasional. Belajar rational adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal). Tujuan dari belajar rational ini yaitu untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Karena jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah, dengan belajar rasional, anak diharapkan memiliki kemampuan rasional problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal,  secara nyata, dan sistematis.
Melalui metode ini peneliti mengajak anak melihat gambar  objek yaitu buah jeruk dan buah stroberry secara langsung atau konkret, setelah itu peneliti mengajak anak untuk mengamati bentuk buah, dan warna buah jeruk. Barulah kemudian peneliti mengajak anak untuk menulis nama buah jeruk, menggambar dan mewarnai buah jeruk.
G.    Tindak Lanjut
Setelah metode diterapkan setiap kali anak belajar, ternyata metode tersebut cocok diterapkan untuk anak yang mengalami kesulitan belajar. Mereka lebih cenderung untuk lebih memahami dan menangkap apa yang telah disampaikan. Untuk layanan yang cocok diberikan pada azam yaitu layanan bimbingan belajar, dimana dalam layanan ini azam akan diajak untuk lebih giat dan lebih bersemangat saat belajar. Selain guru, orang tua juga sangat perlu untuk memperhatian anak pada saat belajar, mereka harus selalu mendampingi anak ketika anak belajar.

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Anak yang mengalami kesulitan belajar sebenarnya mereka harus mendapatkan perhatian yang khusus dari guru, dan terutama orang tua. Sebagai orang tua mereka wajib memperhatian pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Tidak hanya berupa materil, akan tetapi kasih sayang dan pengawasan yang sebenar-benarnya. Karena dalam masa usia dini, anak sangat peka dengan segala sesuatu di lingkungannya. Apabila lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang membuat anak terdidik dengan baik, maka anak akan terbentuk baik. Pola pendidikan dan perilakunya  pada masa usia dini sangat menentukan seperti apa anak  kelak, jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Dengan demikian tumbuh kembang anak sangat di pengaruhi oleh lingkungan disekitar anak. Lingkungan terdekat anak yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama anak tumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga, yaitu orang tua perperan penting untuk proses tumbuh dan berkembang anak. Orang tua menjadi sosok yang utama untuk mengoptimalkan proses tumbuh dan perkembangnya anak.

B.     Saran
Anak usia dini adalah anak dengan usia emas, maka dari itu dibutuhkan perhatian, kasih sayang, dan pengawasan yang baik dari kedua orang tua,  agar dapat mendukung seluruh aspek perkembangan anak. Jadi untuk para orang tua  harus lebih memperhatikan  pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Selain itu dalam penulisan laporan ini, peneliti kira masih jauh dari kesempurnaan, sehingga peneliti berharap kritik dan saran agar penulisan laporan selanjutnya dapat ditulis dengan baik dan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Syah Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan. Edisi Revisi. Bandung; PT Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung; Alfabeta.



















LAMPIRAN
1.1  Gambar Anak Sedang Belajar pada Observasi Hari Pertama
 












1.2  Gambar Anak Sedang Membuat Hasil Karya