DAFTAR
ISI
Cover
Kata
Pengantar....................................................................................................... 1
Daftar
Isi................................................................................................................. 2
Daftar Gambar........................................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................ 4
B.
Rumusan Masalah....................................................................................... 5
C.
Tujuan......................................................................................................... 5
BAB
II STUDI KASUS
A.
Identitas
Kasus........................................................................................... 6
B.
Tujuan
Studi Kasus..................................................................................... 7
C.
Identivikasi
Masalah................................................................................... 7
D.
Pengumpulan
Data...................................................................................... 8
E. Diagnosi...................................................................................................... 10
F. Prognosis..................................................................................................... 11
G. Tindak
Lanjut............................................................................................. 11
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................... 12
B. Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
GAMBAR
1.1 Gambar anak sedang belajar pada observasi hari pertama……………………
14
1.2 Gambar anak sedang membuat hasil karya…………………………………...
14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap orang tua pasti menghendaki buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif,
mandiri, beriman dan bertakwa kepada
ALLAH SWT. Harapan untuk menjadikan mereka
yang terbaik dimasa depan, atau untuk kebaikan anak itu sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, orang tua perlu mengenal dan memahami dunia anak dengan baik. Sebab dunia mereka berbeda dengan orang dewasa. Sebagai orang tua terlebih seorang pendidik harus mampu mengenali dan memehami dunia anak menjadi sangat mendesak. Dengan memahaminya kita dapat mengetahui karateristiknya dan kreatifitas anak dan mengarahkannya ke hal
yang positif.
Proses
belajar mengajar pada hakekatnya adalah sebagai proses komunikasi. dimana suatu
proses tersebut menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke
penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya sukses,
karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan
ataupun dari penerima pesan. Hambatan atau ganguan dalam peristiwa komunikasi itu
bisa bermacam-macam. Dalam proses pengajaran misalnya hambatan itu dapat
diakibatkan karena keterbatasan peserta didik secara fisik ataupun psikologis.
Gangguan kesulitan belajar merupakan salah satu yang menghambat siswa untuk
belajar.
Satu dari
kemampuan yang sedang berkembang saat usia dini adalah Kognitifnya. Kognitif
merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk pengetahuan yang berupa
aktivitas mental seperti mengingat, mengsimbolkan, mengkatagorikan, memecahkan
masalah, menciptakan dan berfantasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan
kemampuan dan kecerdasan otak anak. Kemampuan kognitif dibagi menjadi tiga
aspek perkembangan yaitu pengetahuan umum dan sains : konsep, bentuk, warna
ukuran, pola : konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf.
Setiap anak
pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik
(academic performance) yang
memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu
memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolokantara seorang anak dengan anak yang lainnya.
Sementara
itu penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah kita pada umumnya hanya
ditunjukkan kepada para anak yang berkemampuan rataa-rata, sehingga siswa yang
berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian,
anak-anak yang berkategori “diluar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat
bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadahi untuk berkembang sesuai dengan
kapasitasnya.
Dari sini
kemudian timbullah apa yang disebut dengan kesulitan belajar yang tidak hanya
menimpa anak berkemampuan renda saja, tetapi juga dialami oleh anak yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh anak
yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh factor-faktor tertentu
yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja faktor penyebab utama anak mengalami kesulitan saat belajar?
2.
Bagaimana
solusinya atau penanganan menghadapi anak yang mengalami kesulitan dalam belajar?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa saja faktor penyebab
utama anak mengalami kesulitan saat belajar.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana solusinya atau penanganan menghadapi anak yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
BAB
II
STUDI
KASUS
A. Identitas
Kasus
Penelitian
kali ini dilaksanakan di Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan.
Sasaran utama dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki. Berikut
adalah biodata anak :
Nama Lengkap : Azam Romadhon
Nama Panggilan : Azam
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Lamongan, 21 Oktober 2011
Usia : 5 Tahun 3 Bulan
Alamat : Desa Wanar, Kecamatan Pucuk,
Kabupaten Lamongan.
Nama Orang Tua : Bapak Bambang dan Ibu Nawang
Jumlah Saudara : -
Azam sekolah di TK PUTRA BUANA WANAR, kelas TK A. Azam seorang
anak yang berkulit sawo matang, rambutnya lurus dan tidak ikal. Berat badan
azam tidak jauh berbeda dengan teman-teman seusianya. Azam suka sekali makan,
apalagi makan permen, sehingga giginya banyak yang rusak dan jarang-jarang.
Selain suka makan, azam juga hobby bermain robot-robotan. Kebiasaan ini
menjadikan azam malas untuk belajar, ia lebih suka bermain dengan mainannya.
Kedua orang tua azam bekerja sebagai pedagang, setiap hari azam berangkat
kesekolah diantar oleh neneknya, terkadang diantar oleh ibunya jika tidak sibuk
ke pasar.
B. Tujuan
Studi Kasus
Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja penyebab atau faktor-faktor yang
menjadikan azam mengalami kesulitan dalam belajar, selain itu peneliti juga
mencari solusi untuk permasalahan yang ada pada azam, sehingga dapat mengurangi
permasalahan ini. Tujuan studi kasus yang peneliti lakukan juga dapat menjadikan
wawasan serta pengetahuan baru bagi peneliti, pendidik, dan terutama bagi kedua
orang tua.
C. Identivikasi
Masalah
Fenomena
kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari penurunannya kinerja
akademik atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dapat
dibuktikan dengan munculnya ciri-ciri kelainan perilaku (misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak-teriak didalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kelas, dan sering minggat dari
kelas.
Secara
garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam.
1. Faktor intern, yaitu hal-hal atau
keadaan-keadaan yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri.
2. Faktor ekstern, yaitu hal-hal atau
keadaan-keadaan yang timbul dari luar diri anak itu sendiri.
Kedua
faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut
dibawah ini :
A.
Faktor Intern Anak
Faktor
intern anak meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak, yaitu:
1) Bersifat kognitif (ranah cipta),
antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi anak,
2) Bersifat afektif (ranah rasa),
antara lain seperti labilnya emosi dan sikap,
3) Bersifat psikomotor (ranah karsa),
antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengelihatan dan pendengaran
(mata dan telingga).
B.
Faktor Ekstern Anak
Faktor
ekstern anak meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini terbagi menjadi tiga macam,
antara lain:
1) Lingkunan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan
hubungan ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi dikeluarga,
2) Lingkungan
perkampungan/kemasyarakatan, contohnya wilayah perkampungan kumuh (slum area),
teman sepermainan yang nakal,
3) Lingkungan sekolah, contohnya
kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat dengan pasar, kondisi
guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah dan tidak memadahi.
Selain
factor-fakto yang bersifat umum diatas, adapula factor-faktor lain yang
menimbulkan kesulitan belajar anak. Diantra factor yang dapat dipandang sebagai
factor khusus adalah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (Syndrome)
yang erarti satuan gejalah yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan
psikis (Reber, 1988) yang menimbulkan kesulitan belajar itu.
Ø Disleksia (dyslexia), yaitu yaitu ketidak mampuan belajar membaca,
Ø Disgrafia (dysgraphia), yaitu ketidakmampuan anak dalam hal menulis
Ø Diskalkulia (dyscalculia), yaitu ketidakmampuan anak dalam bidang
matematika/berhitung.
Akan tetapi
siswa yang mengalami sindrom-sintrom diatas secara umum sebenarnya memiliki
potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan diatas
rata-rata. Oleh karena itu, kesulitan belajar anak yang menderita
sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dyfunction, yaitu gangguan ringan
pada otak (Lask, 1985;Reber 1988).
D. Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategi dalam penelitian. Karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang
ditetapkan. Dalam teknik pengumpulan data ada dua jenis teknik, yaitu melalui
Test dan Nontest. Teknik pengumpulan data test adalah suatu prosesdur yang
disistematis untuk mengobservasi tingkah laku anak. Sedangkan non test adalah
ssuatu prosedur yang dirancang untuk mengetahui pribadi anak.
Dalam penelitian ini membutuhkan
beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu melalui teknik test :
1. Test
Bakat adalah merupakan kemampuan khusus individu yang dapat berkembang melalui
belajar atau latihan.
Dimana
dalam test bakat anak akan diajak untuk melakukan kegiatan, seperti menggambar,
menulis, dan mengeja.
Penelitian ini juga membutuhkan teknik
pengumpulan data secara non tes, antara lain:
1.
Observasi,
adalah sebuah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada
objek.
Observasi dilakukan
ketika anak sedang belajar dirumah, saat itu ibu azam sedang mengajari azam
untuk belajar menulis, akan tetapi azam terus menolak dan ia hanya membuat
coret-coretan. Setelah itu peneliti mencoba untuk mengajak azam mengamati
sebuah benda yaitu buah jeruk, kemudian kertas lipat, buku gambar, dan pensil.
Lalu peneliti mengajak azam untuk membuat sebuah hasil karya dengan bahan
kertas lipat yang dirobek kecil-kecil kemudian ditempel pada pola yang sudah
dibuat azam, yaitu membuat buah jeruk.
2.
Catatan
Anekdot, adalah pengamatan guru kepada anak selama proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil ini peneliti
dapatkan dari catatan anekdot yang ada disekolah azam, karena saat belajar
dikelas azam jarang menulis sendiri, dia bahkan sering keluar masuk kelas dan
tidak mau menulis dan duduk diam di tempat duduknya. Hal ini menyebabkan azam
mendapatkan banyak sekali cacatan yang harus benar-benar diperbaiki oleh guru
dan orang tua azam.
3.
Wawancara
(interview),
adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber
informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung.
Wawancara ini dilakukan saat
peneliti benar-benar memperdalam penelitian tentang kesulitan belajar yang di
alami azam, dalam hal ini ada 2 narasumber yang peneliti wawancarai, yang
pertama yaitu Guru Azam dan yang kedua yaitu Ibu azam.
E. Diagnosis
Sebelum menetapkan alternatife pemecahan
masalah kesulitan belajar anak, peneliti sangat dianjurkan untuk terlebih
dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenali gejalah dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan
adanya kesulitan belajar yang melanda anak tersebut. Upaya sepeti ini disebut
diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni kesulitan belajar
anak.
Dugaan sementara yang dilakukan oleh
peneliti kepada azam tentang kesulitan yang dialami azam, maka peneliti harus meninjau
azam saat belajar, setelah proses peninjauan berlangsung peneliti melihat bahwa
azam mengalami kesulitan dalam belajar, baik belajar dirumah maupun di sekolah.
Saat disekolah azam sering mengganggu
temannya saat menulis, meskipun guru sudah mengajak azam untuk duduk dan tidak
mengganggu temannya, akan tetapi azam tidak cukup jerah. Saat kegiatan azam
hanya membuka buku dan menulis coret-coteran yang tidak beraturan.
F. Pragnosis
Setelah
beberapa kali peneliti melakukan pengumpulan data secara terstruktur, tentang
anak yang mengalami kesulitan belajar, maka peneliti mencoba untuk memberikan
metode belajar rasional. Belajar rational adalah belajar dengan menggunakan
kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal). Tujuan dari
belajar rational ini yaitu untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Karena jenis belajar ini sangat erat
kaitannya dengan belajar pemecahan masalah, dengan belajar rasional, anak
diharapkan memiliki kemampuan rasional problem solving, yaitu kemampuan
memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal, secara nyata, dan sistematis.
Melalui
metode ini peneliti mengajak anak melihat gambar objek yaitu buah jeruk dan buah stroberry secara
langsung atau konkret, setelah itu peneliti mengajak anak untuk mengamati bentuk
buah, dan warna buah jeruk. Barulah kemudian peneliti mengajak anak untuk
menulis nama buah jeruk, menggambar dan mewarnai buah jeruk.
G. Tindak
Lanjut
Setelah
metode diterapkan setiap kali anak belajar, ternyata metode tersebut cocok
diterapkan untuk anak yang mengalami kesulitan belajar. Mereka lebih cenderung
untuk lebih memahami dan menangkap apa yang telah disampaikan. Untuk layanan
yang cocok diberikan pada azam yaitu layanan bimbingan belajar, dimana dalam
layanan ini azam akan diajak untuk lebih giat dan lebih bersemangat saat
belajar. Selain guru, orang tua juga sangat perlu untuk memperhatian anak pada
saat belajar, mereka harus selalu mendampingi anak ketika anak belajar.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Anak yang mengalami kesulitan belajar
sebenarnya mereka harus mendapatkan perhatian yang khusus dari guru, dan
terutama orang tua. Sebagai orang tua mereka wajib memperhatian pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. Tidak hanya berupa materil, akan tetapi kasih sayang dan
pengawasan yang sebenar-benarnya. Karena dalam masa usia dini, anak sangat peka
dengan segala sesuatu di lingkungannya. Apabila lingkungan mengajarkan hal yang
positif mengarah ke perilaku yang membuat anak terdidik dengan baik, maka anak
akan terbentuk baik. Pola pendidikan dan perilakunya pada masa usia dini sangat menentukan seperti
apa anak kelak, jika dewasa baik dari
segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Dengan demikian tumbuh kembang anak sangat di
pengaruhi oleh lingkungan disekitar anak. Lingkungan terdekat anak yaitu
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama anak tumbuh
dan berkembang. Di dalam keluarga, yaitu orang tua perperan penting untuk
proses tumbuh dan berkembang anak. Orang tua menjadi sosok yang utama untuk
mengoptimalkan proses tumbuh dan perkembangnya anak.
B. Saran
Anak usia dini
adalah anak dengan usia emas, maka dari itu dibutuhkan perhatian, kasih sayang, dan pengawasan yang baik dari
kedua orang tua, agar dapat mendukung seluruh aspek
perkembangan anak. Jadi untuk para orang tua harus lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Selain itu
dalam penulisan laporan ini, peneliti kira masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga peneliti berharap kritik dan saran agar penulisan laporan selanjutnya
dapat ditulis dengan baik dan sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Syah
Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan. Edisi Revisi. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2012. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung; Alfabeta.
LAMPIRAN
1.1 Gambar
Anak Sedang Belajar pada Observasi Hari Pertama
1.2 Gambar
Anak Sedang Membuat Hasil Karya